Kamis, 08 Januari 2009

Proposal Disertasi 2

Ketika kita menulis proposal disertasi atau tesis, kita dituntut untuk menjadi orang besar karena kita berdebat dengan orang besar. Kita berbicara tentang sesuatu yang besar yang menjadi perdebatan orang-orang besar. Itulah yang dimaksud dengan kesimpulan besar dan kesimpulan masyarakat akademik. Oleh karena itu, kita berbicara di level tema bukan di level kasus.
Dalam level tema, lawan berdebat atau teman berdebat kita adalah orang-orang besar, yang selalu dirujuk pernyataannya dan kesimpulannya. Kita tidak berada di bawah atau hanya mengekor mereka. Dengan penelitian yang kita lakukan, kita membantah, merevisi atau memperkuat kesimpulan mereka.
Salah satu contoh, ada mahasiswa ekonomi Islam yang mengajukan rencana penelitan tentang Kewirausahaan Muslim Tradisionalis di Indramayu. Penelitian ini untuk membuktikan bahwa pemahaman keagamaan bukanlah merupakan variabel utama dalam kewirausahaan, tapi variabel rasionalitas. Ini membantah kesimpulan Max Weber, Clifford Geertz, dll yang menyatakan bahwa pemahaman keagamaan modern yang lebih berperan terhadap keberhasilan suatu wirausaha.
Dengan mengambil kasus Muslim tradisionalis di Indramayu, dia ingin membuktikan bahwa ternyata pemahaman tradisional juga mempengaruhi keberhasilan kewirausahaan. Walaupun mereka tradisionalis dan melakukan ritual-ritual tradisional (irrasional), tapi dalam konteks kewirausahaan mereka rasional.
Memang kemudian yang harus dijelaskan oleh mahasiswa tersebut, apa yang dimaksud tradisional, modern dan rasional. Apakah modern berarti rasional, dan tradisional berarti irrasional; apakah pemahaman agama yang tradisional juga berarti memiliki sikap tradisional dalam berwirausaha? Kenapa Indramayu? dan lain-lain.
Walaupun begitu, dari masalah dan kesimpulan besar yang diangkat, rencana penelitian ini sudah jelas dan besar, dan berdebat dengan orang-orang besar.

1 komentar: